TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat yang tinggal di kepulauan masih kesulitan mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Mereka menghadapi biaya transportasi yang mahal. BPJS Kesehatan sebenarnya sudah siap membantu kendala tersebut, tetapi masih menunggu aturan pemda setempat. Kesulitan semacam ini pernah dirasakan oleh Arpa Aindi.
Warga asli Lingga ini tidak sabar menanti buah hatinya di Rumah Sakit Lapangan Lingga, Kepulauan Riau. Istrinya masih terbaring lemas di atas kasur rumah sakit menjelang siang itu. Arpa sampai di rumah sakit pukul 10.00 WIB pagi.
Setelah menunggu beberapa jam, dokter baru memutuskan istrinya harus menjalani persalinan dengan operasi. Namun, di Rumah Sakit Lapangan Lingga tidak tersedia pelayanan tersebut, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang ada di Tanjungpinang.
Keputusan dokter membuat Arpa panik. Pasalnya tidak ada transportasi laut yang siap untuk membawa pasien rujukan ke Tanjungpinang. Jarak Lingga ke Kota Tanjungpinang lebih kurang tujuh jam perjalanan menggunakan kapal.
Arpa tidak mau mengambil resiko. Dia menghubungi beberapa dinas yang memungkinkan untuk membantunya. “Biasanya BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bisa membantu, tetapi hari itu tidak bisa karena bentrok,” kata Arpa bercerita kepada Tempo, Selasa, 27 Oktober 2020. Kapal BNPB saat itu digunakan untuk membawa pasien Covid-19.
Hari sudah malam, Arpa tidak kunjung mendapat kepastian. Istrinya masih bersabar menunggu dengan rasa sakit yang menyiksa. “Belum lagi sinyal hilang-hilang di daerah kami, koordinasi saya semakin sulit,” kata dia.
Akhirnya, menjelang malam Dinas Perikanan bersedia membantu membawa istri Arpa ke Tanjungpinang. Arpa menuju pelabuhan Sungai Tenam Lingga, Kepri pukul 03.00 WIB dini hari. Ia baru bisa berangkat ke Kota Tanjungpinang, pukul 07.00 WIB pagi.
Usaha keras Arpa membuahkan hasil, pukul 12.00 WIB siang istrinya melahirkan di Rumah Sakit Angkatan Laut Kota Tanjungpinang. “Alhamdulillah selamat, tetapi prosesnya itu, jangan sampai terjadi sama orang lain, saya kebetulan kenal beberapa pejabat, bagaimana kalau orang biasa,” katanya.
Masalah akses ini sudah menjadi kendala klasik masyarakat kepulauan sudah sejak lama. Arpa berharap ada kapal atau ambulan air yang siaga di setiap rumah sakit. Selain itu pemerintah daerah diminta mempersiapkan bantuan biaya transportasi untuk masyarakat yang membutuhkan rujukan darurat. “Inikan nyawa orang, masalah ini harus segera diselesaikan menjadi prioritas pemerintah,” ujar Arpa.